Friday, March 20, 2009

Kebimbangan seputar pertolongan pertama Stroke

Stroke dapat dibedakan antara stroke karena pembuluh darah yang pecah (hemoragika) dan karena tersumbatnya pembuluh darah (tidak ada perdarahan/non-hemoragika). Pertolongan pada stroke non-hemoragika umumnya diberikan anti pembekuan darah seperti heparin agar penggumpalan darah tidak berlanjut. Pada stroke hemoragika, terutama pertolongan supportif (karena tidak ada obat yang dapat menghentikan pendarahan, ada sih yang dapat membantu mempercepat penggumpalan darah, tetapi merupakan obat Chinese yang belum dianut oleh kedokteran kita), dan operatif (jika memungkinkan).

Untuk pembekuan darah pada pembuluh darah yang pecah pada umumnya kita mengharapkan dilakukan oleh tubuh sendiri. Nah, ada mekanisme fisiologis dalam tubuh kita yang bekerja otomatis, yaitu begitu ada luka, maka mekanisme pembekuan darah terpicu (trombosit meningkat, dsb), sehingga pembuluh darah yang terbuka diusahakan dapat tertutup. Dalam hal ini, melukai ujung-ujung jari tangan MUNGKIN SAJA (sekali lagi belum terbukti)dapat meningkatkan (elevasi) mekanisme pembekuan darah secara sistemis dengan harapan dapat membantu mempercepat penutupan pembuluh darah yang pecah di otak. Mengapa ujung jari tangan? Di sanalah terdapat jumlah end-capillaire (pembuluh darah kapiler ujung) yang banyak, sehingga exposure terhadap luka diharapkan lebih cepat disensor tubuh). Yang sudah baik juga bahwa dianjurkan menggunakan jarum steril.

Perlukaan terhadap jari-jari tangan relatif beresiko rendah terhadap kasus stroke hemoragika. Bagaimana anjuran tersebut JELAS BERBAHAYA, sehingga lebih baik jangan diikuti: Anjuran untuk tidak membawa ke pertolongan medis dengan segera JELAS tidak dapat dibenarkan. Yang harus dilakukan, SEGERA bawa penderita ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapat pertolongan yang sudah standar. Mungkin saja guncangan dalam perjalanan ke RS dapat menambah perdarahan di otak, tetapi jika tidak dibawa akan jauh lebih berbahaya lagi. Jika tidak ada pertolongan ambulans/paramedik, bawalah penderita dalam posisi tidur miring agar jika penderita muntah tidak masuk ke paru-paru, jaga agar jalan nafas penderita dalam keadaan terbuka baik dengan posisi kepala agak mendongak (tetap dalam posisi miring).

Kalau Anda mengharapkan kesembuhan dengan menusuk jari-jari tangan tanpa membawa ke dokter, menurut saya seperti nyawa sang penderita dipertaruhkan untuk suatu loterij / undian, yang odds-nya kurang dari 1/10.000. Hal yang menurut saya tidak berbahaya, namun tidak ada gunanya atau tidak ada logikanya adalah menarik-narik daun telinga agar mulut tidak miring. Pada penderita stroke, mulut miring dikarenakan pusat syaraf yang memotori otot pipi lumpuh/rusak karena tertekan darah. Nah menarik-narik telinga sulit ditarik logikanya dengan perbaikan pusat syaraf yang rusak itu yang menyebabkan mulut miring dapat kembali normal. Kesimpulan tulisan saya: Penderita stroke harus SEGERA dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan medis yang sudah diteliti dengan baik, sebaiknya dengan ambulans, tetapi jika lama, bawa sendiri dengan posisi pasien yang baik.

Apabila Anda yakin bahwa penderita tersebut terkena stroke hemoragika (tandanya biasanya tidak sadarkan diri tiba-tiba, ngorok, dan riwayat hipertensi berat), boleh saja kalau mau mencoba menusuk ujung-ujung jari tangan (dan jari kaki sekalian jika mau) dengan jarum steril, dalam perjalanan mencari pertolongan RS. Jangan melakukan penusukan jarum ke jari tersebut jika penderita terkena stroke non-hemoragika (kelumpuhannya dari ringan ke berat, kesadaran biasanya masih cukup, bisa hipertensi/ normal/ hipotensi), atau jika Anda tidak yakin hemoragika atau non-hemoragika. Karena pada stroke non-hemoragika, justru penggumpalan darah harus dicegah.

sumber : http://www.mail-archive.com/dokter@itb.ac.id/msg04704.html

No comments: